Anindya Widya Desbriviyanti
Bola emas itu memancarkan sinarnya kembali,
Pagi ini kulangkahkan kaki
Kulewati lagi, jalan ini
Jalanku setiap hari
Kuhirup sejuk udara kali ini
Yang menerpa lembut wajahku
Kulihat semua yang ada dijalanan,
Rasanya sama seperti biasanya,
Namun kini kusadari
Ada sesuatu yang terlewati
Yaitu, kau
Kau yang tak pernah kulirik disemua pagiku,
Kau.... sang penyapu jalanan, pembersih kota
Bau itu kini menggelayutimu lagi
Namun semua itu tak berarti
Karena bagimu,
Yang terpenting adalah sesuap nasi
Jadi kau ayunkan kembali sapu lidimu,
Sahabat setia yang selalu menemanimu,
Menemanimu, tanpa keluh kesah,
Menemanimu, di segala musim
Meski lelah kau bekerja,
Tetap tiada kata istirahat,
Sepanjang trotoar menjadi saksi,
Baju dekil dan bau peluhmu membawa mimpi anak-anakmu terbang ke dunia nyata
Sejenak kau terdiam,
Mengharap ini mimpi buruk,
Dan suatu saat kau akan terbangun
Namun sekali lagi kau tahu inilah kenyataannya
Fakta pahit dalam hidupmu
Di desa kecil tanpa nama,
Dalam sebuah gubuk tua,
Anak-anakmu menunggumu,
Menunggumu membawa pulang mimpi indah mereka,
Tentang rumah impian dan hidup kaya